Translate

Minggu, 17 Januari 2016



 Dua orang anak memainkan game hay day. Mereka dari latar belakang yang tak jauh berbeda.Yang satunya baru bermain pertamakali. Sedang yang satu lagi, mungkin sudah mahir. Permainannya sangat asik. Si anak yang baru pertama kali begitu menikmati. Simulasi peternakan dan pertanian yang bersahaja, membuatnya begitu bersemangat dan tak terasa telah menyita seluruh perhatian dan waktunya. Seolah dia tak ingin pulang ke rumahnya, untuk menjalani kehidupannya yang sesungguhnya. Dia tak ingin memainkan game yang lain lagi. Dia terlalu sibuk mengumpulkan poin bintang biru. 
Sementara anak yang satunya begitu santai dan enjoy “ Jangan pernah game ini menjadi beban buat kita. Mainkan seperti air mengalir, nikmati dan ikuti setiap stepnya tanpa membuat kita mengorbankan waktu dan perasaan kita “ katanya diplomatis.
Belilah lahan untuk menanam wheat. Jangan lupa mesin-mesin yang akan dipakai  seperti Dairy pembuat keju.Si anak mengangguk mengerti. Dia terlalu banyak memenuhi Silo dan Barnnya. Anak yang mahir tak sampai 3 menit  langsung menjual hasil panennya dengan harga murah, hanya maksimal 10 coin emas padahal bisa saja terjual sampai 36 coin. Keduanya sudah sampai pada level yang tinggi. Meski anak yang satunya begitu susah payah mencapai itu. 

Lalu si anak yang mahir bermain game tersebut ingin menambah roadside shopnya. Dia sudah mengumpulkan banyak diamond. Lalu dia meng add face book dari anak lain yang lebih pemula lagi, yang selalu bercerita dengan detail dan  rutin bagaimana si anak yang mahir merayunya untuk ikut bermain, memberikan gambaran tentang indahnya permainan tersebut, memberikan sentuhan dengan perhatian dan  pengalamannya yang dewasa. Mereka mulai bermain bertiga. Si anak kedua yang bermain game sepenuh hati mulai merasa terganggu karena dia tak pernah bisa menjual hasil panennya yang berupa produk-produk mentah dengan cepat. Dia memasang harga yang terlalu tinggi hingga silonya penuh. Padahal anak pertama yang mahir telah mampu menjual hasil panennya yang sudah diolah dengan harga tertinggi. Dia pandai mengolah dan membuat strategi. Ketika dia menanam pohon dan sudah berbuah, tidak dipanen semua, karena tak mau membuat silonya penuh. Dia tak mau kesulitan mencari gergaji atau kapak bila pohon-pohon itu mati. Dia tak mau membuat lahannya menjadi sempit. Dia berfikir untuk membuka tambang serta tempat untuk memancing ikan. Dia begitu penuh perhitungan.

Sementara Si anak yang begitu menikmati permainan dan tanpa perhitungan kian terbebani dengan permainan tersebut. Dia terlalu banyak membeli dekorasi dengan menghabiskan berlian yang susah payah dikumpulkannya. Silonya penuh sementara dia terus menanam. Setiap 2 menit hasil panennya menjadi rusak karena dia tak pandai mengolah. Dia mulai kebingungan. Dia ingin berhenti tapi tak bisa. Barn nya masih kosong. Dia tak punya gergaji atau kapak untuk pohon-pohonnya yang telah mati....lahannya menjadi sempit.....Ia kebingungan sendiri. Ia berteriak dan marah sendiri....Permainannya menjadi kacau....Dia ingin berhenti...tapi tak bisa.....

Si anak yang mahir meninggalkannya dengan tatapan aneh “Bukankah sudah kukatakan agar jangan membuat semua ini menjadi beban ? Lalu dia pergi tanpa rasa bersalah. Dia jenuh dengan kelakuan anak yang belum mahir tadi. Dia merasa direpotkan dengan keluhannya, dengan kenaiban dan kebodohannya, dengan amarahnya. Dia butuh permainan baru dengan pemain-pemain baru pemula menggoda yang enjoy tanpa beban...Yang semangat....Yang memandang setiap detail game tersebut hanya sebagai kesenangan semu semata.....Hidup tlah terlalu banyak cobaan, jadi mengapa harus dibebani oleh sesuatu yang serius....tokh ini Cuma permainan.....

Begitulah.....Game hay day terhenti.....Si mahir tadi masih bermain dengan trik-triknya yang penuh perhitungan....Dengan beragam rencana, entah apa di kepalanya......Tanpa beban.......Bukankah ini hanya suatu permainan ? Berakhir ataupun tidak, itu tak penting baginya, yang pasti.....dia telah mengisi hidupnya dengan sesuatu yang tak terlalu membosankan dan sedikit bermanfaat buat mengasah otaknya.....Tak penting bermanfaat buat orang lain atau tidak....Dia tetap menjalani harinya dengan kehidupan pribadi yang penuh trik dan ambisi.....Dalam permainan-permainan lain yang lebih menyenangkan lagi..........

Tidak ada komentar: