Translate

Sabtu, 19 Oktober 2013

  RENUNGAN  MAMA  KIKY

Assalamu’alaikum Warrahmatullahhi Wabarakatuh,

Tak ada maksud menuliskan cerita yang kualami ini untuk berbagi kesedihan lalu mendapatkan simpati pembaca. Aku menulis untuk berbagi kepada ibu-ibu sepertiku, bahwa janganlah terlalu berduka cita ketika ditimpa suatu musibah dan janganlah terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNYA. Karena Allah tidak menyukai segala sesuatu yang terlalu berlebihan.........
“ Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan dia telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya" (AL-Hadid;22)
Dalam sebuah hadits qudsiy telah dituturkan:
 “Apabila telah Kubebankan kemalangan (bencana) kepada salah seorang hambaKu pada badannya, hartanya, atau anaknya, kemudian ia menerimanya dengan sabar yang sempurna, Aku merasa enggan menegakkan timbangan baginya pada kiamat atau membukakan buku catatan amalan baginya.”[HR. al-Dailamiy, dari Anas ra].

Dalam Al-Quran dinyatakan:
Sesungguhnya Kami akan uji kalian dengan suatu cobaan berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.  Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.   Yaitu, orang-orang yang ketika ditimpa kesusahan (musibah) mereka berkata,”Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya pula kami akan kembali.”  Mereka adalah orang-orang yang mendapatkan karunia, kehormatan, dan rahmat dari Allah dan merekalah orang-orang yang memperoleh hidayah.”[al-Baqarah:155-157]

Tidaklah Allah menimpakan suatu musibah kepada para hambaNya yang mu’min kecuali untuk tiga hal:
  • Mengangkat derajat bagi orang yang tertimpa musibah, karena kesabarannya terhadap musibah yang telah Allah tetapkan.
  • Sebagai cobaan bagi dirinya, untuk memperkuat keimanannya
  • Sebagai pelebur dosa, atas dosanya yang telah lalu

Akan tetapi, Allah telah memberi kertas,
dengan garis tebal peringatan
Kuasa yang tak bisa tersentuh,
Akhir dari setiap kisah yang diciptakanNYA

“ Ma, umah Titi di lanit. Ayo ituk Titi ma kita tebang ke atas “ celotehnya ketika kami sedang bermain-main di tempat tidur dua minggu setelah lebaran.
“ Eh, kita kan manusia, bukan burung, kita gak punya sayap, mana bisa terbang. Rumah Kiky sama mama di sini....” kataku sambil memeluknya. Dia hanya terdiam. Sejak baru belajar bicara, Kiky sering mengucapkan kalimat itu, aku hanya menanggapi dengan fikiran bahwa dia sedang berimajinasi atau menghayal bisa terbang seperti burung atau pesawat.

Maafkan, aku tak ingin mengingat kembali detik-detik saat seluruh hidupku serasa tengah dihancurkan,
Aku tak ingin menceritakan lebih detail, betapa dunia seolah berakhir di hari ahad, 25 Agustus 2013 menjelang subuh itu.
Anakku pergi. Usianya baru 5 tahun 2 bulan. Dia sangat tampan dan sehat. Perangainya begitu rupawan. Dia tak menderita sakit yg parah, dia pergi dengan wajar dan tak disangka.
Bersama kepergiannya, dibawanya pula hatiku................

Begitulah, lalu hari-hari yang kulewati menjadi penderitaan buatku. Kuhabiskan waktu dengan banyak tangis setiap mengenangnya, pipinya yang lucu, kesabarannya, tingkahnya, kebiasaannya, manjanya, suaranya, senyumnya..... Alangkah sangat tak adil rasanya buatku.
Segala hal yang kulakukan, yang kulihat, yang kubayangkan, yang kufikirkan, tak pernah terlepas dari dirinya.  Sungguh, aku sudah tak bisa lagi mengeluarkan air mata setiap kali menangis. Air mataku sudah kering.
Berpuluh-puluh lembar kertas telah kutuliskan untuk mengungkapkan kesedihan, kangen, luka dan segala hal yang berkaitan dengannya, selalu saja, tulisanku itu basah oleh air mata. Aku tak marah pada ketentuanNYA.
Kukatakan di bibir bahwa diriku sudah ikhlas, tapi selalu saja di setiap tulisan yang kubuat kulukiskan kehampaan hati dan hidupku.
Apakah itu berarti bahwa aku belum bersabar dengan sempurna, dan bahwa keikhlasanku itu, belum jua sempurna.....Aku tak ingin memberatkan kepergiannya, aku ingin dia melangkah dengan tenang....Susah payah kubujuk hatiku agar lupa dan memenuhi hati dan lidahku dengan zikir dan cinta padaNYA semata. Kubuat kumpulan puisi dalam buku lain yang segera kututup setiap merasa ada bisikan syetan di kupingku.....

Siapa yang Allah inginkan kebaikan baginya,
maka Allah berikan musibah padanya.

“ Sesungguhnya Allah tidaklah mengadzab seorang hamba karena tetesan air matanya dan tidak pula karena kesedihan hatinya...…”
   (HR. Al-Bukhari no. 1304 dan Muslim no. 924)

Aku sudah memutuskan untuk berhenti menulis untuk mengungkapkan perasaanku setiap saat padanya, karena aku tak mau menangis dan menyakiti hatiku lagi.

Di dalam setiap nafas, tangis dan kerinduanku, selalu kumohon kepadaNYA agar menguatkan keimananku, agar aku ikhlas pada ketentuanNYA, sabar, tak berburuk sangka padaNYA dan dijauhkan dari godaan syetan.
Do’aku mulai terjawab di hari ke 47 sejak kepergian anak kami tercinta 25 agustus 2013 lalu. Aku mendapatkan ketenangan bathin, kesahduan jiwa, hati yg tak melulu diliputi kesedihan dan kekuatan untuk tak lagi merasa menjadi orang paling malang di dunia. Lalu aku memberanikan diri untuk menulis kembali. Tapi tidaklah sebuah ungkapan kepedihan dan luka yang menyayat, tapi kekuatan untuk melanjutkan hidup dan belajar memiliki kecintaan yang sempurna pada kebesaran Sang Pencipta.....

Dalam hidup kadang kita hanya dapat kesempatan satu kali
Ketika sesuatu berharga yang paling kita cintai diambil
Alangkah pedih rasanya
Tapi kita harus rela, harus ridho pada ketentuanNYA
Atau kita harus mencari Tuhan yang lain saja
Jika kita masih mencoba menentang kehendakNYA
Karena kadang, apa yang kita mau belum tentu baik untuk kita
Dan apa yang kita tidak mau belum tentu tidak baik pula untuk kita
Sesungguhnya Allah Maha Tahu

Kita dan semua isi dunia ini hanyalah titipan
Ketika Allah hendaki untuk mengambil kembali titipan tersebut
Tiada daya upaya untuk kita menolak
Jalani dengan ikhlas, sabar dan dengan cinta hanya kepadaNYA semata
Maka dunia akan menjadi sangat bermakna
Dan tidak sia-sia, dan tidak melukai
Dan merupakan ladang untuk kita, menuai pahala yang banyak
Sebagai bekal menuju keabadian........

Dan bila kemudian terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, maka itu pun merupakan bagian dari ketentuannya yang memang harus terjadi, jangan pula kita mengatakan,
 "Andai kata aku berbuat begini dan begitu, tentu kejadiannya begini dan begitu.  "tapi katakanlah" "Qadarallahu wa ma sya'a fa'al"
(Allah telah menakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki akan Dia lakukan).
Adalah tidak benar bila semua itu dapat terjadi dengan paksaanku dan paksaanmu, karena apa yang telah digariskan pasti akan terjadi. Setiap ketentuan pasti akan berjalan dan semua keputusan pasti akan terlaksana.

 Kesabaran merupakan perhiasan hati yang sangat agung dan mulia.  Kesabaran akan menjadikan seseorang menjadi qana’ah, mulia dan dihormati oleh siapapun.  Selain itu, kesabaran juga merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk mendapatkan sebuah kemenangan

Di dalam hadis Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- menegaskan; Iman seorang hamba tidak akan sempurna selagi ia tidak meletakkan dalam hatinya kecintaan kepada Allah dan RasulNya melebihi dari cintanya kepada harta, anak dan diri sendiri.
 Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (AL-Hadid;23)


Hari ini ada banyak ujianmu, Ya Allah
Tapi sungguh, aku merasa sangat kuat untuk mengatasi semuanya
Aku berserah padaMU....Setulus hatiku
Sungguh ini adalah pasrahku yang baru pertamakali seumur hidupku.....
Dan ternyata,kau tak pernah ingkar......Kau berikan jalan yang lapang buatku
Semuanya bisa selesai.....Dan aku tak lagi merasa terbebani...
Terimakasih ya Allah......
Engkau jawab semua do’aku.......
Izinkan aku mencintaiMU
Melebihi apa yang kumiliki di dunia ini......

“Aku bersama sangkaan hambaKu terhadapKu. Aku bersamanya tatkala ia mengingatiKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya, aku akan ingat kepadanya dalam diriKu. Jika ia menyebut namaKu di hadapan orang ramai, Aku akan menyebut namanya di depan makhluk yang lebih baik dari mereka. Jika ia mendekatiku sejengkal, Aku mendekatinya sehasta. Jika ia mendekatiku sehasta, aku mendekatinya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan, aku akan datang kepadanya berlari”.

Allah berfirman :
  "Maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa yang ingin(kafir) biarlah dia kafir."
(Al-kahfi:29)

Maka, jangan biarkan diri kita larut dalam kesedihan........................................


Tidak ada komentar: