RENUNGAN MAMA
KIKY
Assalamu’alaikum Warrahmatullahhi Wabarakatuh,
Tak ada maksud menuliskan cerita yang kualami ini untuk berbagi kesedihan
lalu mendapatkan simpati pembaca. Aku menulis untuk berbagi kepada ibu-ibu
sepertiku, bahwa janganlah terlalu berduka cita ketika ditimpa suatu musibah
dan janganlah terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNYA. Karena Allah
tidak menyukai segala sesuatu yang terlalu berlebihan.........
“ Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi (tidak pula) pada
dirimu sendiri, melainkan dia telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum
Kami menciptakannya" (AL-Hadid;22)
Dalam sebuah hadits qudsiy
telah dituturkan:
“Apabila telah Kubebankan kemalangan (bencana) kepada salah
seorang hambaKu pada badannya, hartanya, atau anaknya, kemudian ia menerimanya
dengan sabar yang sempurna, Aku merasa enggan menegakkan timbangan baginya pada
kiamat atau membukakan buku catatan amalan baginya.”[HR. al-Dailamiy, dari Anas
ra].
Dalam Al-Quran dinyatakan:
“Sesungguhnya Kami akan uji kalian dengan suatu cobaan berupa ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Berikanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu, orang-orang yang
ketika ditimpa kesusahan (musibah) mereka berkata,”Sesungguhnya kami adalah
milik Allah dan kepadaNya pula kami akan kembali.” Mereka adalah
orang-orang yang mendapatkan karunia, kehormatan, dan rahmat dari Allah dan
merekalah orang-orang yang memperoleh hidayah.”[al-Baqarah:155-157]
Tidaklah Allah menimpakan suatu
musibah kepada para hambaNya yang mu’min kecuali untuk tiga hal:
- Mengangkat derajat bagi orang yang tertimpa musibah, karena
kesabarannya terhadap musibah yang telah Allah tetapkan.
- Sebagai cobaan bagi dirinya, untuk memperkuat keimanannya
- Sebagai pelebur dosa, atas dosanya yang telah lalu
Akan tetapi, Allah
telah memberi kertas,
dengan garis tebal
peringatan
Kuasa yang tak bisa
tersentuh,
Akhir dari setiap
kisah yang diciptakanNYA
“ Ma, umah Titi di lanit. Ayo ituk Titi ma kita
tebang ke atas “ celotehnya ketika kami sedang bermain-main di tempat tidur dua
minggu setelah lebaran.
“ Eh, kita kan manusia, bukan burung, kita gak punya sayap, mana bisa
terbang. Rumah Kiky sama mama di sini....” kataku sambil memeluknya. Dia hanya
terdiam. Sejak baru belajar bicara, Kiky sering mengucapkan kalimat itu, aku
hanya menanggapi dengan fikiran bahwa dia sedang berimajinasi atau menghayal
bisa terbang seperti burung atau pesawat.
Maafkan, aku tak
ingin mengingat kembali detik-detik saat seluruh hidupku serasa tengah
dihancurkan,
Aku tak ingin
menceritakan lebih detail, betapa dunia seolah berakhir di hari ahad, 25
Agustus 2013 menjelang subuh itu.
Anakku pergi. Usianya
baru 5 tahun 2 bulan. Dia sangat tampan dan sehat. Perangainya begitu rupawan. Dia
tak menderita sakit yg parah, dia pergi dengan wajar dan tak disangka.
Bersama
kepergiannya, dibawanya pula hatiku................
Begitulah, lalu hari-hari yang kulewati menjadi
penderitaan buatku. Kuhabiskan waktu dengan banyak tangis setiap mengenangnya,
pipinya yang lucu, kesabarannya, tingkahnya, kebiasaannya, manjanya, suaranya,
senyumnya..... Alangkah sangat tak adil rasanya buatku.
Segala hal yang kulakukan, yang kulihat, yang kubayangkan, yang
kufikirkan, tak pernah terlepas dari dirinya.
Sungguh, aku sudah tak bisa lagi mengeluarkan air mata setiap kali
menangis. Air mataku sudah kering.
Berpuluh-puluh lembar kertas telah kutuliskan untuk mengungkapkan
kesedihan, kangen, luka dan segala hal yang berkaitan dengannya, selalu saja,
tulisanku itu basah oleh air mata. Aku tak marah pada ketentuanNYA.
Kukatakan di bibir bahwa diriku sudah ikhlas, tapi selalu saja di setiap
tulisan yang kubuat kulukiskan kehampaan hati dan hidupku.
Apakah itu berarti bahwa aku belum bersabar dengan sempurna, dan bahwa
keikhlasanku itu, belum jua sempurna.....Aku tak ingin memberatkan
kepergiannya, aku ingin dia melangkah dengan tenang....Susah payah kubujuk
hatiku agar lupa dan memenuhi hati dan lidahku dengan zikir dan cinta padaNYA
semata. Kubuat kumpulan puisi dalam buku lain yang segera kututup setiap merasa
ada bisikan syetan di kupingku.....
Siapa yang Allah inginkan
kebaikan baginya,
maka Allah berikan
musibah padanya.
“ Sesungguhnya Allah tidaklah
mengadzab seorang hamba karena tetesan air matanya dan tidak pula karena
kesedihan hatinya...…”
(HR. Al-Bukhari no. 1304 dan Muslim no. 924)
Aku sudah memutuskan untuk berhenti menulis untuk mengungkapkan perasaanku
setiap saat padanya, karena aku tak mau menangis dan menyakiti hatiku lagi.
Di dalam setiap nafas, tangis
dan kerinduanku, selalu kumohon kepadaNYA agar menguatkan keimananku, agar aku
ikhlas pada ketentuanNYA, sabar, tak berburuk sangka padaNYA dan dijauhkan dari
godaan syetan.
Do’aku mulai terjawab di hari
ke 47 sejak kepergian anak kami tercinta 25 agustus 2013 lalu. Aku mendapatkan
ketenangan bathin, kesahduan jiwa, hati yg tak melulu diliputi kesedihan dan
kekuatan untuk tak lagi merasa menjadi orang paling malang di dunia. Lalu aku
memberanikan diri untuk menulis kembali. Tapi tidaklah sebuah ungkapan
kepedihan dan luka yang menyayat, tapi kekuatan untuk melanjutkan hidup dan belajar
memiliki kecintaan yang sempurna pada kebesaran Sang Pencipta.....
Dalam hidup kadang kita hanya dapat kesempatan satu kali
Ketika sesuatu berharga yang paling kita cintai diambil
Alangkah pedih rasanya
Tapi kita harus rela, harus ridho pada ketentuanNYA
Atau kita harus mencari Tuhan yang lain saja
Jika kita masih mencoba menentang kehendakNYA
Karena kadang, apa yang kita mau belum tentu baik untuk kita
Dan apa yang kita tidak mau belum tentu tidak baik pula untuk kita
Sesungguhnya Allah Maha Tahu
Kita dan semua isi dunia ini hanyalah titipan
Ketika Allah hendaki untuk mengambil kembali
titipan tersebut
Tiada daya upaya untuk kita menolak
Jalani dengan ikhlas, sabar dan dengan cinta hanya
kepadaNYA semata
Maka dunia akan menjadi sangat bermakna
Dan tidak sia-sia, dan tidak melukai
Dan merupakan ladang untuk kita, menuai pahala yang
banyak
Sebagai bekal menuju keabadian........
Dan bila kemudian terjadi hal-hal
yang tidak kita inginkan, maka itu pun merupakan bagian dari ketentuannya yang
memang harus terjadi, jangan pula kita mengatakan,
"Andai
kata aku berbuat begini dan begitu, tentu kejadiannya begini dan begitu. "tapi
katakanlah" "Qadarallahu wa ma sya'a fa'al"
(Allah telah menakdirkan, dan
apa yang Dia kehendaki akan Dia lakukan).
Adalah tidak benar bila
semua itu dapat terjadi dengan paksaanku dan paksaanmu, karena
apa yang telah digariskan pasti akan terjadi. Setiap ketentuan pasti akan
berjalan dan semua keputusan pasti akan terlaksana.
Kesabaran merupakan
perhiasan hati yang sangat agung dan mulia. Kesabaran akan menjadikan
seseorang menjadi qana’ah, mulia dan dihormati oleh siapapun. Selain itu,
kesabaran juga merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk
mendapatkan sebuah kemenangan
Di dalam hadis
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- menegaskan; Iman seorang hamba tidak
akan sempurna selagi ia tidak meletakkan dalam hatinya kecintaan kepada Allah
dan RasulNya melebihi dari cintanya kepada harta, anak dan diri sendiri.
Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu
jangan terlalu
gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang sombong lagi membanggakan diri, (AL-Hadid;23)
Hari ini ada banyak ujianmu, Ya Allah
Tapi sungguh, aku merasa sangat kuat untuk mengatasi
semuanya
Aku berserah padaMU....Setulus hatiku
Sungguh ini adalah pasrahku yang baru pertamakali
seumur hidupku.....
Dan ternyata,kau tak pernah ingkar......Kau berikan
jalan yang lapang buatku
Semuanya bisa selesai.....Dan aku tak lagi merasa
terbebani...
Terimakasih ya Allah......
Engkau jawab semua do’aku.......
Izinkan aku mencintaiMU
Melebihi apa yang kumiliki di dunia ini......
“Aku bersama sangkaan
hambaKu terhadapKu. Aku bersamanya tatkala ia mengingatiKu. Jika ia ingat
kepadaKu dalam dirinya, aku akan ingat kepadanya dalam diriKu. Jika ia menyebut
namaKu di hadapan orang ramai, Aku akan menyebut namanya di depan makhluk yang
lebih baik dari mereka. Jika ia mendekatiku sejengkal, Aku mendekatinya
sehasta. Jika ia mendekatiku sehasta, aku mendekatinya sedepa. Jika ia datang
kepadaKu dengan berjalan, aku akan datang kepadanya berlari”.
Allah berfirman :
"Maka barang siapa yang ingin (beriman)
hendaklah dia beriman, dan barangsiapa yang ingin(kafir) biarlah dia kafir."
(Al-kahfi:29)
Maka, jangan biarkan diri
kita larut dalam kesedihan........................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar